Kamis, 19 November 2015

E-RESEARCH


KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, anugerah, pencerahan, dan kekuatan sehingga makalah ini yang berhubungan dengan e-research dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak serta kegigihan penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Walaupun dalam proses pembuatannya penulis mengalami kendala, namun berkat doa dan semangat dari semua pihak, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua budi dan jasa pihak-pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini. Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini sehubungan dengan keterbatasan kemampuan, pengetahuan serta waktu yang ada. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan civitas akademika serta bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.




 PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Kegiatan riset atau penelitian saat ini sudah semakin bercirikan kerjasama tingkat nasional dan internasional, serta merupakan kegiatan kolaborasi multi-disiplin. Infrastruktur telekomunikasi dan internet menjadi salah satu faktor pendorong terkuat pada kegiatan penelitian atau riset. Istilah ‘e-research’merujuk pada kegiatan riset yang menggunakan serangkaian fasilitas teknologi informasi dan komunikasi, sedemikian rupa sehingga melahirkan cara kerja dan metode riset baru yang ditandai oleh beberapa hal berikut:
• Penggunaan jaringan pita-lebar (broadband) yang dilengkapi instrumen dan fasilitas riset, termasuk peralatan teknologi sensor dan penghimpunan data digital secara besar-besaran,
• Pemanfaatan perangkat lunak dan infrastruktur koneksi yang aman dan memenuhi persyaratan interoperability.
• Ketersediaan peralatan dan aplikasi riset berbasis digital yang meliputi peralatan khusus maupun peralatan lintas bidang yang bersifat interaktif
Walaupun saat ini e-research masih terlihat sebagai pendamping dari aktivitas riset ‘tradisional’, namun mulai terlihat bahwa kegiatan berbasis internet semakin memperlihatkan ciri khusus yang mungkin di suatu saat akan menjadi jenis riset tersendiri yang terlepas dari pola tradisional. Berbagai perangkat digital saat ini sudah mulai melahirkan peneliti dan ilmuwan yang secara kreatif menggunakan sumberdaya digital dan internet, termasuk menciptakan pola baru dalam kolaborasi dan penyebaran hasil karya ilmiah, sebagaimana kini terlihat dalam bentuk fenomena Open Access dan Open Archive Initiative. Sudah pula mulai terlihat percepatan kemunculan bidang-bidang baru yang memanfaatkan teknik pendulangan data (data mining) dan jaringan kerjasama antar negara.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah hanya memberikan informasi tentang e-research.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah memberikan informasi tentang e-research.
1.4. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam melakukan penulisan dan memahami isi dari penulisan ilmiah ini, maka penulis menyusunnya dalam empat bab dimana :
Dalam Bab Satu berisikan tentang pokok suatu permasalahan secara umum. Untuk mengetahui latar belakang suatu masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab Dua menjelaskan mengenai pembahasan teori yang berhubungan dengan e-research yaitu tentang telematika yang menjadi dasar penelitian dalam makalah ini yang penerapannya dapat disajikan terperinci pada bab selanjutnya.
Bab Tiga menjelaskan tentang pengertian e-research, konsep e-research, dll.
Bab Empat berisikan tentang penutup yang mengarah pada pemberian kesimpulan dan saran dari makalah ini guna untuk pengembangan dan penyempurnaan dalam penulisan ilmiah ini.








LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian telematika
Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis Telematique yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informasi.

Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Para praktisi menyatakan bahwa Telematics adalah singkatan dari Telecommunication as well as Informatics sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing as well as Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai (the brand new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi. Semula Media masih belum menjadi bagian constituent dari isu konvergensi teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu.

Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghadirkan Media Komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah telematika kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara teknologi Telekomunikasi, media, dan Informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah. Konvergensi telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau (The Net). Dalam perkembangannya istilah Media dalam telematika berkembang menjadi wacana multimedia. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah telematika dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), telematika, multimedia, maupun Information as well as Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.

Ragam Bentuk Telematika :
1. E-government : administrasi pemerintahan secara elektronik
2. E-commerce : transaksi perdagangan secara elektronik
3. E-learning : pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh dengan media internet.
4. E-research : penelitian yang dikembangkan secara elektronik
5. Di luar berbasis web telematika dapat berwujud hasil dari kerja satellite.










PEMBAHASAN

3.1 Pengertian E-Research
E-Research terdiri dari dua kata yaitu electronic dan research yang bermakna adalah penelitian yang dikembangkan secara elektronik atau online. E-Research merupakan perkembangan lebih lanjut dari E-Science , perkembangan E-Research dan E-Science karena adanya perkembangan teknologi informasi, Jaringan internet dan peralatan online lainnya di dalam komunitas peneliti, walaupun pada awalnya dikembangkan hanya untuk penelitian dan pengetahuan pada bidang yang berhubungan dengan internet dan teknologi tapi diharapkan bahwa nantinya e-research dan e-science dapat menjangkau seluruh bidang ilmu pengetahuan.
E-research sendiri memiliki konsep untuk menghubungkan seluruh peneliti di seluruh dunia agar dapat mengakses suatu hasil penelitianan ataupun mengadakan penelitian bersama sama dan berbagi data terhadap suatu penelitian, sehingga memudahkan para peneliti untuk mengadakan penelitian secara bersama-sama.
Saat ini berbagai situs e-research pun bermunculan di berbagai universitas dan diseluruh penjuru dunia, pada beberapa situs e-research dikembangkan oleh pihak dalam kampus tersebut sedangkan pada beberapa situs lainnya merupakan proyek bersama dari beberapa universitas terkemuka di dunia, sebagai contoh http://eresearch.lib.harvard.edu/V merupakan salah satu site yang dikembangkan oleh haravad sendiri sedangkan pada http://www.wun.ac.uk/index.php beberapa universitas mengambil bagian dalam pengembangan beberapa penelitian.
3.1 Konsep E-Research
Kegiatan riset atau penelitian saat ini sudah semakin bercirikan kerjasama tingkat nasional dan internasional, serta merupakan kegiatan kolaborasi multi-disiplin. Infrastruktur telekomunikasi dan internet menjadi salah satu faktor pendorong terkuat dari fenomena ini. Istilah ‘e-research’merujuk pada kegiatan riset yang menggunakan serangkaian fasilitas teknologi informasi dan komunikasi, sedemikian rupa sehingga melahirkan cara kerja dan metode riset baru yang ditandai oleh beberapa hal berikut:
• Penggunaan jaringan pita-lebar (broadband) yang dilengkapi instrumen dan fasilitas riset, termasuk peralatan teknologi sensor dan penghimpunan data digital secara besar-besaran,
• Pemanfaatan perangkat lunak dan infrastruktur koneksi yang aman dan memenuhi persyaratan interoperability.
• Ketersediaan peralatan dan aplikasi riset berbasis digital yang meliputi peralatan khusus maupun peralatan lintas bidang yang bersifat interaktif

Walaupun saat ini e-research masih terlihat sebagai pendamping dari aktivitas riset ‘tradisional’, namun mulai terlihat bahwa kegiatan berbasis internet semakin memperlihatkan ciri khusus yang mungkin di suatu saat akan menjadi jenis riset tersendiri yang terlepas dari pola tradisional. Berbagai perangkat digital saat ini sudah mulai melahirkan peneliti dan ilmuwan yang secara kreatif menggunakan sumberdaya digital dan internet, termasuk menciptakan pola baru dalam kolaborasi dan penyebaran hasil karya ilmiah, sebagaimana kini terlihat dalam bentuk fenomena Open Access dan Open Archive Initiative. Sudah pula mulai terlihat percepatan kemunculan bidang-bidang baru yang memanfaatkan teknik pendulangan data (data mining) dan jaringan kerjasama antar negara.
Riset astrophysics adalah salah satu contohnya. Riset ini sangat bergantung kepada data digital tentang ruang angkasa yang diperoleh dari berbagai stasiun pengamat di berbagai belahan dunia, serta perangkat lunak simulasi fisika yang menggunakan data hasil penelitian laboratorium. Berkat internet, bidang ini dapat tumbuh pesat sebagai sebuah upaya kolaboratif para peneliti seluruh dunia, tidak terhalangi oleh kesulitan komunikasi dan transportasi. Contoh lain adalah program PARADISEC, melibatkan 39 negara di Asia-Pasifik dan empat universitas di Australia, yang menghimpun data tentang budaya-budaya lokal hasil penelitian etnografi dan bahasa. Tak kurang dari 2000 rekaman digital dalam bentuk 254 bahasa lokal berhasil dihimpun program ini dalam bentuk digital, siap untuk dianalisis secara kolaboratif oleh berbagai ilmuan sosial-budaya dari berbagai negara .
Salah satu kunci utama keberhasilan riset yang berbasis kolaborasi tentu saja adalah pemakaian sumberdaya digital secara bersama. Dalam konteks inilah perpustakaan digital memainkan peran penting. Sebagai institusi yang sejak kelahirannya sudah terlibat dengan aktivitas riset, maka perpustakaan digital kini juga perlu menyiapkan diri menjadi bagian dari e-research. Secara lebih sempit, maka pengertian e-research di sini dapat dikaitkan dengan penyediaan jasa lewat portal perpustakaan, sebagaimana yang, misalnya, dilakukan universitas Harvard (http://lib.harvard.edu). Portal perpustakaan universitas ini menghimpun semua fasilitas elektronik dan digitalnya di satu ‘pintu’, mulai dari teks, aneka kamus, musik, foto, indeks, ensiklopedi, almanak, peta/atlas, sampai jurnal elektronik. Juga tersedia fasilitas yang membantu peneliti ‘melacak’ rujukan-rujukan di berbagai artikel ilmiah (atau citation linker).
Pemanfaatan teknologi portal yang ramah kepada pengguna (user friendly) memang menjadi salah satu kunci keterlibatan perpustakaan dalam e-research. Sebagaimana di Harvard, banyak universitas kini menyediakan komponen portal yang memungkinkan seorang peneliti membangun sendiri “ruang kerja” maya (di Harvard disebut sebagai My Research) untuk menyimpan hasil-hasil penelitian dan artikel-artikel yang mereka perlukan. Para peneliti juga dapat membuat semacam pangkalan data kecil yang menghimpun link ke berbagai sumberdaya sesuai kebutuhan mereka, untuk disimpan dalam berbagai “lemari digital” yang diberi nama My Citations atau My E-Journals atau My E-Resources. Ini semua mirip bookmark yang terdapat di setiap browser internet, namun memiliki berbagai fasilitas tambahan yang dapat dimodifikasi secara individual. Semua fasilitas ini pada dasarnya merupakan bentuk jasa perpustakaan yang sejak dahulu berupaya mempermudah bertemunya peneliti dengan sumber informasi.
Pada era digitalitasi dan internet saat ini, upaya ‘tradisional’ di atas menjadi semakin kompleks dan memerlukan pendekatan yang berbeda dari sisi pengelola perpustakaan. Dalam kenyataannya, e-research membutuhkan dukungan perpustakaan yang memahami situasi dan perkembangan riset internasional, sekaligus dipercaya di tingkat lokal maupun nasional untuk menjadi institusi penghubung antar ilmuwan. Selain itu, perpustakaan universitas saat ini tentu tidak lagi dapat mengandalkan akses setempat, dan harus aktif memahami sekaligus mengajak berbagai pihak untuk memahami perkembangan teknologi, terutama yang memungkinkan komunikasi lintas pijakan (platform). Sebagai pihak yang akan dipercaya mengelola himpunan data digital, perpustakaan mau tidak mau akhirnya harus menjadi institusi di universitas yang paling mumpuni dalam soal-soal simpan dan temu-kembali.
Pengelolaan perpustakaan digital juga harus mengikuti dinamika pesat dalam perkembangan riset yang menggunakan sarana komputer. Sebagai bidang kegiatan yang memproduksi dan mereproduksi ilmu, maka kegiatan riset berintikan sebuah pusaran produksi pengetahuan yang amat kencang. Perkembangan infrastruktur digital telah menimbulkan peluang pembentukan moda produksi pengetahuan baru (new mode of knowledge production). Moda produksi baru ini bercirikan kerjasama dan kolaborasi yang meluas, menembus batas-batas gedung laboratorium atau halaman kampus. Selain itu, intensitas dan cakupan kerjasama juga meningkat, melibatkan tidak saja akademisi, melainkan juga pihak pemerintah, dan industri dalam pola kerja baru yang mengandalkan komunikasi berbasis komputer dan telekomunikasi. Beberapa bentuk pendekatan baru pun bermunculan, tiga di antaranya yang paling relevan adalah:
• Systems of Innovation (lihat Edquist, 1997, 2001) sebagai sebuah pendekatan yang berkonsentrasi pada pembinaan kerjasama antar sistem secara meluas, di dalam mana terjadi produksi, komunikasi, dan aplikasi ilmu pengetahuan yang sangat intensif.
• New Production of Knowledge (lihat Gibbon et. al., 1994, Gibbons, 2000) memperlihatkan bagaimana berbagai riset yang semula berbasis disiplin tertentu atau khusus kini saling berkomunikasi, menimbulkan pola riset transdisipliner yang sekaligus berorientasi pada penyelesaian masalah-masalah terkini secara bersama-sama.
• Triple Helix Approach (lihat Etzkowitz dan Leydesdorff, 1997, 1998, 2000) yang menekankan pentingnya perkembangan fenomena hubungan dan antar hubungan (interrelationship) di kalangan universitas, industri, dan pemerintah.

Ketiga pendekatan baru di atas secara bersama-sama mewujudkan perubahan signifikan dalam praktik-praktik riset di berbagai belahan dunia. Pendekatan Systems of Innovation menempatkan produksi pengetahuan di dalam konteks yang lebih luas, menekankan pentingnya kaitan dan kerjasama antara berbagai pelaku riset, dan antara produksi pengetahuan dan aplikasinya di bidang industri. Pendekatan New Production of Knowledge menegaskan bahwa kerjasama antar pelaku riset ini memang akhirnya mendobrak batas-batas tradisional yang dibangun berdasarkan disiplin ilmu khusus pada masa lampau. Sementara pendekatan Triple Helix menggarisbawahi kemunculan konvergensi atau ‘penyebrangan’ lintas institusi, misalnya ketika perusahaan-perusahaan besar menjadi pusat penelitian dan akhirnya mendirikan universitas, sementara berbagai universitas sendiri kini berkiprah seperti perusahaan besar.
Akibat perubahan dalam moda produksi ilmu pengetahuan itu, muncul aneka kegiatan yang sangat langsung mempengaruhi praktik komunikasi ilmiah, dan dengan demikian juga mempengaruhi kegiatan simpan dan temu-kembali informasi yang selama ini dikelola oleh pihak perpustakaan. Misalnya, yang perlu diperhatikan adalah:
• Peningkatan dalam keragaman lokasi riset. Saat ini universitas dan laboratoriumnya bukan lagi satu-satunya lokasi riset yang ‘serius’. Berbagai institusi, misalnya rumah sakit, kantor pusat perbankan, media massa, adalah lokasi riset yang semakin berkembang. Demikian pula kerjasama antar mereka juga meningkat, baik yang melibatkan universitas sebagai pihak ketiga, maupun yang melibatkan pemerintah (misalnya riset flu burung melibatkan rumahsakit, universitas, pemerintah, industri obat, lembaga-lembaga donor, dan sebagainya).
• Dinamika penelitian antar-bidang (interdisciplinary) dan lintas-bidang (transdisciplinary) menghimpun peneliti dengan berbagai latarbelakang untuk mengatasi persoalan yang sulit diselesaikan dengan satu pengetahuan khusus saja. Misalnya, persoalan limbah, polusi dan kesehatan melibatkan tidak saja ilmuwan kimia-industri, tetapi juga ahli budaya, pekerja sosial, ekonom, dan ahli perancang kebijakan publik. Seringkali, muncul disiplin lintas-bidang akibat kolaborasi ini, misalnya dalam bentuk ilmu lingkungan hidup.
• Lembaga peneliti dan para ilmuwan semakin memfokuskan diri pada upaya menyelesaikan masalah-masalah nyata secara langsung, bukan lagi semata-mata pada teori dan teknik pencarian kebenaran.
• Batas-batas organisasional seringkali menjadi samar ketika kolaborasi dan komunikasi antar ilmuwan semakin meningkat, baik dalam intensitas maupun dalam kapasitas. Apalagi kemudian muncul kecenderungan untuk bersikap fleksibel dalam mendekati dan menyelesaikan masalah penelitian. Seringkali, pembentukan tim peneliti menjadi lebih leluasa, dan sebuah tim bisa saja dibubarkan, dimodifikasi, lalu dibentuk kembali sesuai keperluan yang berubah-ubah.
Perubahan pola komunikasi pun segera terlihat, termasuk dalam komunikasi ilmiah formal. Kepedulian yang meningkat dalam hal hak milik intelektual dibarengi oleh merebaknya komunikasi informal antar ilmuwan melalui saluran-saluran elektronik yang mudah diakses, seperti mailing list dan community blogs.











PENUTUP


5.1 Kesimpulan
E-Research merupakan perkembangan lebih lanjut dari E-Science , perkembangan E-Research dan E-Science karena adanya perkembangan teknologi informasi. Jaringan internet dan peralatan online lainnya di dalam komunitas peneliti, walaupun pada awalnya dikembangkan hanya untuk penelitian dan pengetahuan pada bidang yang berhubungan dengan internet dan teknologi tetapi diharapkan bahwa nantinya e-research dan e-science dapat menjangkau seluruh bidang ilmu pengetahuan. E-research sendiri memiliki konsep untuk menghubungkan seluruh peneliti di seluruh dunia agar dapat mengakses suatu hasil penelitianan ataupun mengadakan penelitian bersama sama dan berbagi data terhadap suatu penelitian, sehingga memudahkan para peneliti untuk mengadakan penelitian secara bersama-sama.

5.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan. Penulis berharap adanya pihak yang melakukan pengembangan dari pembuatan makalah ini. Pengembangan tersebut diharapkan dapat memperbaiki kekurangan dalam makalah ini.



Minggu, 01 November 2015

Pembahasan Teknologi Telematika Pada Saat Ini


Erick Pratama Afrieldy
12112523
4KA32
Pembahasan Teknologi Telematika Pada Saat Ini
Pada tahun ini atau jaman sekarang ini sudah banyak cara teknologi – teknologi yang berkembang pesat, contoh kecilnya seperti teknologi informasi yang banyak di pakai di perusahaan – perusahaan besar atau kecil untuk memberi tahu masalah atau berita penting. Banyak keuntungannya semenjak teknologi telematika ini muncul di dunia karena semua orang tidak usah merepotkan dirinya untuk memberi informasi – informasi ke orang lain atau dengan cara yang agak rumit, sebenernya teknologi telematika ini adalah saran komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik yang memiliki kemampuannya menstransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia dan berbagai cara lainnya. Teknologi telematika ini bisa disebut juga komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik yang memiliki kemampuan untuk mencari sejumlah besar informasi – informasi penting dengan sangat cepat, informasi telematika ini sering dipakai untuk beberapa bidang yaitu ICT dan GPS, teknologi ini pastinya menggunakan teknologi telematika karena alat  ini sangat lumayan canggih untuk mencari informasi dan alamat – alamat yang kita ingin ketahui dan bisa juga melacak informasi – informasi penting yang telah dibajak atau dirusak oleh orang lain selain orang yang membuat informasi penting itu.

KESIMPULAN:
Penulisan – penulisan diatas adalah sedikit contoh fungsi teknologi telematika yang telah ada pada saat ini menurut saya. Disini saya ingin memberi sedikit tambahan untuk teknologi telematika kedepannya bisa lebih baik lagi dari yang sebelumnya, saya menginginkan ada cara informasi terbaru dari informasi teknologi GPS yaitu bisa menambahkan sidik jari di dalam aplikasi itu. Mengapa saya meminta ini? Karna sudah banyak sekali kendaran – kendaraan yang hilang baik motor ataupun mobil dilingkungan kita, caranya yaitu sebelum kita memasangkan GPS di kendaraan kita seharusnya orang pihak dari GPS bisa menyuruh untuk meminta sidik jarinya sebelum GPS itu dipasangkan ke kendaraannya ataupun yang lainnya, agar disaat kita kehilangan diantara kendaraan ataupun yang lainnya kita tidak usah lagi mencari kesana kemari untuk melacak barang yang telah hilang itu, cukup pihak dari GPS hanya memunculkan penyuruhan untuk menempelkan jari dari orang yang telah kehilangan itu ke aplikasi gps itu dan pada akhirnya disitu langsung terlihat barang yang hilang itu berada dimananya.

Selasa, 16 Juni 2015

Bab 1 PI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
          Banyaknya kerumitan yang dihadapi dalam pengolahan data secara manual, membuat usaha sulit menjadi maju dan berkembang. Hal ini disebabkan karena laporan yang dihasilkan dari suatu proses data secara manual kurang akurat, dan sering membuat kesalahan pada saat pendataan. Jadi bisa kita bayangkan betapa susahnya sebuah perusahaan pecetakan yang mempunyai banyak data yang harus diolah dengan cara manual. Pasti semuanya akan menjadi kesalahan – kesalahan yang tidak kita duga dengan cara itu. Pengolahan data secara manual disini amat tidak efisien jika dibandingkan pengolahan data secara komputerisasi.
            Seperti halnya permasalahan yang dihadapi oleh PT. MATRA DIGITAL, perusahaan ini sampai sekarang melaksanakan sistem pengolahan data pada bagian pemasukan secara manual bukan dengan cara pendataan dengan aplikasi yang bisa mendata dengan sendirinya atau pendataan secara otomatis. Diperusahaan ini seharusnya sangatlah harus memakai aplikasi pendataan yang bukan dengan cara manual lagi, karena diperusahaan ini cara menghitung, dan mendata pemasukan itu harus dengan cara yang bisa diperjelas dan mudah dimengerti waktu pendataannya. Terkadang diperusahaan ini waktu pada saat menutup keuangan sering terjadi kesalahan atau kekurangan dengan keuangan pada perusahaan ini, jadi dengan kesalahan yang sudah terjadi pemilik perusahaan ini rumit menanya kepada para pegawai yang bekerja di peursahaan ini. Untuk menyelesaikan masalah ini yang dilakukan selama menjalankan pencatatan secara manual maka penulisan ini mengusulkan suatu bentuk pemecahan masalah dengan perancangan suatu sistem pendataan pemasukan, dengan alat bantu komputer dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Access 2000.
            Setidaknya Penulisan Ilmiah ini dapat memecahkan masalah yang dihadapi selama ini. Karena melakukan pendataan secara manual terkadang sering terjadi kesalahan yang tidak diduga – duga atau yang tidak diingnkan. Lalu sedemikian perusahaan ini ingin mendata pemasukan dengan cara memakai komputer dan ingin mempunyai aplikasi sendiri agar yang memiliki perusahaan ini bisa mendata dengan cara yang efisien dan bisa juga meningkatkan produktivitas  PT. MATRA DIGITAL.

1.2 Batasan Masalah
          Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis hanya membahas mengenai proses pendataan dan pemasukan barang cetakan yang dilakukan oleh PT. MATRA DIGITAL, khususnya bagian percetakan, dan bagaimana membuat laporan pendataannya.

1.3 Tujuan Penulisan
          Penulisan Ilmiah dengan judul “Aplikasi Pendataan dan Pemasukan Barang Cetakan PT. MATRA DIGITAL” bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan pencatatan dalam proses pendataan dan pemasukan barang, disamping itu diharapkan dapat dengan mudah untuk membuat laporan pemesan, laporan barang, laporan transaksi.

1.4 Metode Penelitian
            Dalam penyelesaian penulisan ilmiah ini penulis menggunakan metode :
A.    Metode Studi Pustaka :
Dengan mempelajari buku – buku yang erat kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini.
B.     Metode Studi Lapangan :
Dengan mengambil data secara langsung dari PT. MATRA DIGITAL dan menanyakan beberapa kendala yang dihadapi dalam sistem pendataan dan produksi yang dilakukan secara manual.

1.5 Sistematika Penulisan
          Penulisan ilmiah ini terdiri dari 5 bab. Untuk mempermudah, masing – masing bab tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

            BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran secara umum mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.



            BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan teori – teori yang digunakan, meliputi : (DFD) Data Flow Diagram, (ERD) Entity Relationship Diagram, Normalisasi.

BAB III TINJAUAN UMUM
Pada bab ini penulis menjelaskan sejarah singkat PT. MATRA DIGITAL, struktur organisasi dan prosedur pada sistem yang sedang berjalan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang sistem pemesanan dan pengiriman yang dilakukan oleh PT. MATRA DIGITAL yang diusulkan dalam bentuk sebuah model perancangan sistem yang diinginkan.

BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir ini merupakan kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan – pembahasan terdahulu, dan memberikan saran – saran atas kelebihan dan kekurangan model perancangan sistem yang dibuat.